Tengku Amir Hamzah
Nama lengkap Amir Hamzah adalah Tengku Amir Hamzah Pangeran Indera Putera. sastrawan Indonesia angkatan Pujangga Baru, lahir di Tanjung Pura, Langkat, Sumatera Timur, 28 Februari 1911 – meninggal di Kuala Begumit, 20 Maret 1946 pada umur 35 tahun. Tengku Amir Hamzah merupakan sastrawan yang dijuluki Raja Penyair Pujangga Baru. Amir Hamzah yang juga bergelar Gelar Pangeran Indra Pura. Amir Hamzah tidak hanya menjadi penyair besar pada zaman Pujangga Baru, tetapi juga menjadi penyair yang diakui kemampuannya dalam bahasa Melayu-Indonesia hingga sekarang, Amir Hamzah terbunuh dalam Revolusi Sosial Sumatera Timur yang melanda pesisir Sumatra bagian timur di awal-awal tahun Indonesia merdeka. Selama hidupnya, Amir Hamzah telah menghasilkan sekitar 160 karya berupa 50 sajak asli, 77 sajak terjemahan, 18 prosa liris asli, 1 prosa liris terjemahan, 13 prosa asli, dan 1 prosa terjemahan. Karya-karyanya yang terkenal terkumpul dalam antologi Buah Rindu (1941) dan Nyanyi Sunyi (1937).
puisi Amir Hamzah
Berdiri aku
Berdiri aku di senja senyap
camar melayang menepis buih
melayah bakau mengurai puncak
berjulang dating ubur terkembang
Angin pulang menyejuk bumi
menepuk teluk menghempas emas
lari ke gunung memuncak sunyi
berayun-alun di atas alas
Benang remaja mencelup hujung naik marak menyerak corak elang leka sayap tergulung dimabuk warna berarak-arak Dalam rupa maha sempurna rindu sendu mengharu kalbu ingin datang merasa sentosa mengecap hidup bertentu tuju. PADAMU JUA Habis kikis Segala cintaku hilang terbang Pulang kembali aku padamu Seperti dahulu Kaulah kendi kemerlap Pelita jendela dimalam gelap Melambai pulang perlahan Sabar, setia, selalu Satu kasihku Aku manusia Rindu rasa Rindu rupa Dimana engkau Rupa tiada Suara sayup Hanya kata merangkai hati Engkau cemburu Engkau ganas Mangsa aku dalam cakarmu Bertukar tangkap dengan lepas Nanar aku, gila sasar Sayang berulang padamu jua Engkau pelik menarik ingin Serupa darah dibalik tirai Kasihku sunyi Menunggu seorang diri Lalu waktu—bukan giliranku Mati hari—bukan kawanku
|
0 komentar:
Posting Komentar